 |
Photo by Sincerely Media on Unsplash |
Menuangkan isi kepala menjadi sebuah cerita untuk orang lain mengerti sangat tidak mudah, banyak kemungkinan terjadi selama pembicaraan berlangsung. Lawan bicara kita memang mengerti apa yang kita maksud atau terlihat mengerti namun apa yang ditangkap ternyata berbeda.
Menemukan seseorang yang cocok untuk diajak bicara itu sangat tidak mudah, sekalipun sudah berteman bertahun-tahun bukan berarti untuk saling terbuka itu mudah. Malah, menurutku semakin lama kita mengenal orang tersebut semakin tahu respon yang akan dia berikan saat kita bercerita. Jadi buat apa bercerita kalo udah tau responnya seperti apa, kecuali memang dia adalah seseorang yang nyaman untuk diajak bercerita, atau dia datang disaat yang tepat untuk kita cerita.Bagi yang melihat tulisan ini, tolong lewati saja karena hanya kumpulan tulisan yang memang bukan untuk dimengerti. Bagi yang sudah terlanjur baca, tidak ada kata terlambat untuk menutup post ini.
Awalnya aku memutuskan untuk menuangkan isi kepala ini dalam sebuah buku. Ternyata itu tidak mudah haha! Tangan yang sudah lama tidak digunakan untuk menulis, terasa pegalnya.. karena aku tipe orang yang menulis dengan cara menekan, otot yang kaku itupun tersiksa. Intinya, gak nyaman banget nahan rasa sakit padahal lagi asik-asiknya nulis. Sebelum mutusin nulis di blog, aku juga coba ngetik di word tapi gak seru. Terlalu kaku kaya kanebo, bisa juga karena kekuatan pikiran yang ngerasa kalo nulis di word itu tugas, jadi udah males duluan. Yang awalnya semangat nulis, jadi malah mikir format tulisannya apa biar keliatan nyaman. Sampai deh di sini, blog yang udah lama gak posting apapun.
Udah segitu aja sih, kalo moodnya balik lagi, aku lanjut nulis. Bye.
Lagi, ketidakmudahan itu muncul saat ingin mengakhiri post ini, ternyata aku belum memutuskan title apa yang akan ditulis. Setelah baca beberapa kali, kata TIDAK MUDAH menjadi perhatian pada post kali ini, maka aku putuskan untuk menjadikannya title. Bye #1
Tidak ada komentar