Penampakan Fosil Dinosaurus dan Mumi di Museum Redpath, Montreal - Extraordinaire!


The land before time, Ice age, Jurrasic Park merupakan beberapa film kartun tentang dinosaurus yang cukup berkesan bagi saya sampai saat ini.
Sejak kecil sampai dewasa saya masih suka berkunjung ke berbagai museum untuk menghabiskan waktu namun museum satwa menjadi salah satu yang cukup jarang saya datangi. Kali ini saya berkesempatan untuk melihat museum satwa di Museum Redpath, Montreal yang berlokasi di daerah kampus Mcgill. Lokasi yang berada dikampus tak serta merta membuat museum ini ramai dikunjungi, selama menelusuri museum saya bisa menghitung jari pengunjung yang datang. Mungkin ini terjadi karena bukan musim liburan atau jam kedatangan saya yang kurang tepat tapi saya cukup menikmati suasana yang tenang selama berkeliling.


Dari penampakan bangunan luar museum Redpath bisa terbilang biasa sehingga saya tidak berekspektasi terlalu tinggi untuk kunjungan museum kali ini. Sesaat pintu masuk dibuka dengan segera pendapat saya berubah, aneka fosil dari berbagai satwa terpajang dengan baik dan menarik bahkan cukup membuat saya kagum. Selama kunjungan, saya menarik suatu kesimpulan yaitu pengunjung diberikan kepercayaan yang cukup besar selama berkeliling dimana beberapa fosil tidak dilindungi dengan kaca ataupun pembatas seperti salah satu fosil bagian tubuh paus yang terletak dipinggir koridor. Satwa yang ada pada lantai 1 merupakan koleksi yang bertema 'back to the sea' sehingga sebagian yang terpajang merupakan satwa yang tinggal di laut.

Kemudian pada lantai 2 para pengunjung akan melihat pameran dan koleksi dari paleontologi, mineralogi dan biodiversiti. Pada koleksi batuan mineral terdapat berbagai jenis batuan dari berbagai kedalaman, bentuk dan ukuran seperti zeolit, mesolite serta chabazite. Nah, pada lokasi yang sama terdapat salah satu koleksi yang cukup membuat saya bernostalgia yaitu terdapat berbagai jenis cangkang kerang yang mengingatkan saya dengan salah satu panganan laut dari kepulauan riau yaitu gonggong. Yummy!



Setelah melewati koleksi mineralogi, saya memasuki suatu ruangan yang menampilkan koleksi paleontologi serta biodiversiti namun yang cukup mengambil perhatian saya adalah fosil dinosaurus yang terpajang pada tengah ruangan yaitu fosil dinosaurus Gorgosaurus Libratus dengan ketinggian 3 meter dan panjang 8 meter. Wow! Ini kali pertama saya bisa melihat fosil dinosaurus dan itu cukup menyeramkan jika membayangkan seandainya manusia hidup pada zaman yang sama dengan dinosaurus. Selain itu, saya juga melihat salah satu fosil yang menjadi salah satu tokoh kartun di film the land before time sebagai ayah cera yaitu Triceratops Horridas.

Gorgosaurus Libratus
Triceratops Horridas

Lebih masuk ke dalam ruangan, berbagai koleksi biodiversiti dari berbagai satwa terpajang dengan sempurna dalam wujud aslinya salah satunya serigala abu-abu. Selain itu terdapat koleksi kulit dari beruang kutub yang tertempel pada salah satu dinding yang terlihat hangat namun sekaligus menyedihkan. Saya tidak suka terlalu berlama-lama melihat pemandangan seperti ini terlebih harus berpandang mata dengan para satwa yang diawetkan. Sehingga saya memutuskan menaiki lantai 3 yang memiliki koleksi ethnologi yang menampilkan perkembangan bangsa manusia, salah satunya koleksi yang dipamerkan adalah berbagai jenis tengkorak manusia menurut evolusi seperti homo sapiens, homo erectus dan lainnya. Kemudian terdapat berbagai jenis perabotan makanan, alat musik, mata uang serta berbagai peralatan yang digunakan oleh manusia purba. Saya tidak banyak mengabadikan foto pada lantai 3 karena saat itu baterai dari kamera saya tidak cukup.

Baca juga : Konser HONNE di Théâtre Fairmont, Montreal - It was a bittersweet moment!


Gray Wolf
Skin of Polar Bear



Untungnya saya masih bisa mengabadikan satu hal yang paling menarik dari lantai 3 yaitu adanya mumi disertai dengan hasil X-ray! Tertulis dengan jelas pada kaca pembatas 'Theban Mummy'. Ini kali pertama saya melihat mumi dan cukup membuat bulu kuduk saya berdiri karena membayangkan terdapat mayat seseorang dibalik bungkusan tersebut, terlebih pada lantai 3 pengunjung hanya saya seorang. Saya memutuskan menyelesaikan wisata museum satwa ini dengan segera dan mungkin kunjungan berikutnya saya akan memilih membawa rombongan.

Baca juga : Happy Weekend! National Parc du Mont-Orford, Canada - Selamat Tinggal Musim Panas

Theban Mummy

Itulah cerita saya selama mengunjungi museum Redpath dan saya cukup merekomendasikan bagi siapapun yang akan berlibur, museum bisa menjadi salah satu daftar kunjungan mu. Ayo, kunjungi museum dan ceritakan pengalaman menarik mu!


8 komentar

  1. Ini klo malem pada bangun ga mbak ya? ����
    Udah lama aku ga main ke museum begini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi, Anggun.
      Klo malem pada bangun, museum satwanya berubah jadi wisata rumah hantu dong haha
      Ayo main ke museum .. ditunggu ceritanya ya :)

      Hapus
  2. ada tour malam nggak kalau masuk museum disana ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Museum ini tutup sekitar jam 5 sore jd utk tour malam sprtinya blm ada gan haha

      Hapus
  3. Baguuus mbak.. tapi juga serem banget.. hihi.. Pulang ke rumah ke bawa mimpi gak mbak.. ? ��������

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Ewa...
      Alhamdulilah ga ke bawa mimpi, cuma kadang masih kebayang aja haha

      Hapus
  4. Museumnya keren ya mbak. Jadi inget waktu saya main ke museum Geologi di Bandung~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi mba Nike, wah udah pernah kesana yaa... kl ada kesempatan pengen rasanya main ke museum geologi bandung, sprtinya ga kalah seru tuh!

      Hapus