Jadi wirausahawan saat menjadi mahasiswa, yakin bisa!


Kemarin merupakan hari pendadaran salah satu sahabatku di Universitas Muhammadiyah Yogya, sayangnya aku tidak bisa hadir. Kenangan saat menjalani perkuliahan seakan meluap ke permukaan, tugas besar, rapat, kantin dan suasana kampus. Dari semua itu ada satu hal yang cukup berkesan saat aku menjalani kuliah yaitu saat menjadi wirausahawan.

Ini terjadi sekitar awal semester 3, aku memiliki sahabat yang bernama Gina. Setiap bertemu kami selalu menghabiskan waktu untuk membahas persoalan bisnis dan kami memiliki minat yang sama untuk membuka bisnis kuliner dan kerajinan. Awalnya obrolan ini hanya sekedar pelepas penat dari aktivitas kampus. Sampai suatu hari, kami mengambil mata kuliah wirausaha. Itu merupakan awal mula kami berani untuk mengeksekusi rencana untuk membuka usaha.


Dari bola coklat, cireng, kerudung dan seblak, semua hal tersebut akhirnya kami realisasikan.  Sejujurnya, aku memang punya minat untuk buka usaha kuliner namun setelah dijalani sepertinya kemampuanku lebih bisa digunakan pada bidang kerajinan. Sampailah suatu kabar dari universitas bahwa Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan memberikan pendanaan dalam berbagai bidang salah satunya kewirausahaan.


Disinilah perjalanan usaha kerajinan kami dimulai, Kemenristekdikti serasa hadir untuk kami yang ingin menjadi pengusaha muda dengan budget terbatas. Mimpi kami yang bernama KAJARI (Kacamata dan Jam Tangan Jati Diri) yaitu mengubah limbah kayu menjadi jam tangan dan kacamata, dirasa cukup mampu lolos dalam pendanaan tersebut. Kami ingin adanya perubahan dalam pemanfaatan limbah kayu sehingga ide ini muncul. Selain itu, ide ini juga didukung oleh latar pendidikan kami yaitu Teknik Lingkungan.


Nyatanya, kami GAGAL dalam pendanaan Kemenristekdikti 2014.
Kami hanya tertawa setelah mendengar pengumuman tersebut, aku masih ingat saat itu kami kembali bergurau bahwa kami bisa mewujudkan usaha tanpa bantuan pendanaan siapapun, pada dasarnya itu sekedar menghibur diri.

Desain lama KAJARI.
Penolakan membuat semangat kami terbakar dan akhirnya kami mulai mencari cara untuk mewujudkan impian tersebut dan tetap saja semuanya terkendala oleh dana. Kami mahasiswa yang memiliki banyak kebutuhan dalam sandang dan pangan sehingga sulit untuk menabung, walaupun kami telah mencoba menabung namun jika yang dikirimpun pas untuk sekedar makan. Akhirnya, kami putuskan untuk meminjam dana dari orang tua senilai 1 juta rupiah.


Padahal saat meminta pendanaan Kemenristekdikti, kami membutuhkan uang sekitar 11 juta dan saat ini kami hanya memiliki modal 1 juta. Kami tidak memikirkan dana yang kurang namun memikirkan bagaimana caranya agar 1 juta ini mampu mewujudkan usaha KAJARI. Setelah berkonsultasi dengan salah satu dosen yang merupakan pengusaha sekaligus pengajar, akhirnya kami dikenalkan dengan salah satu teman beliau, pak Rosi yang merupakan pengrajin kayu.

Awalnya kami khawatir untuk menemui pak Rosi dengan modal 1 juta, itu cukup sulit dibayangkan dengan permintaan kami yang cukup besar. Sampailah kami di galeri pak Rosi yang begitu banyak pengrajin disana, tampilan beliau yang khas, senyuman yang ramah membuat kami nyaman untuk bercerita. Obrolan panjang terjadi dan hasilnya beliau dengan baiknya mengulurkan tangan untuk mewujudkan impian tersebut.


Setelah terjalin kerjasama, kami menemui pak Wawan salah satu rekan pak Rosi yang akan membantu kami untuk mewujudkan KAJARI. Pertemuan ini berlangsung sekitar 2 bulan, kami meluangkan waktu setiap selesai kuliah untuk mengetahui kemajuan KAJARI. Sampai akhirnya, KAJARI lahir pada tanggal 22 Maret 2015. Dari sinilah kami mulai melakukan penjualan di berbagai sosial media maupun mulut ke mulut. Banyak jenis pelanggan yang kami temui, semuanya cukup memberikan pelajaran sehingga kami tahu bagaimana bersikap kepada pelanggan, mengenai pelayanan, peraturan dan segala hal yang kurang kami persiapkan diawal, perlahan kami mulai perbaiki. Kerjasama antara pak Rosi dan kami terus berlanjut selama 6 bulan, sampai kemudian kami memutuskan mempromosikan KAJARI dengan mengikuti perlombaan bisnis mahasiswa tingkat nasional yaitu IPO Business Capital Competition 2015 yang diselenggarakan pada bulan Agustus.
Teman angkatan yang berperan sebagai model KAJARI.
KAJARI dinyatakan lolos 15 besar kemudian dilanjutkan dengan registrasi ulang dan mengikuti tahap marketing challenge melalui sosial media. Selama kurang lebih 2 minggu kami membuat persiapan untuk marketing challenge dengan melakukan kerjasama dengan banyak rekan sekaligus teman dalam pembuatan video, iklan, pamflet dan segala hal yang dibutuhkan dalam perlombaan. Aku sangat bersyukur memiliki banyak teman yang mendukung kami dalam mengikuti perlombaan ini.


Selanjutnya, kami ke tahap presentasi dimana aku dan rekan lainnya kurang bisa memberikan performa yang baik dari segi presentasi maupun bahan karena persiapan yang kurang sempurna. Saat itu aku dan Gina sedang melaksanakan KKN dan rekanku yang lainnya Lina sebenarnya merupakan pelengkap kami sebagai syarat peserta, kami sangat berterimakasih dengan adanya Lina dimana dia mau ikut repot dalam perlombaan ini.

Bahkan, setelah presentasipun aku dan Gina langsung kembali ke desa. Lina dengan baiknya mewakilkan kami selama acara. Begitu juga saat  EXPO yang dilaksanakan di Lippo Plaza, Yogyakarta. Kami merepotkan Lina dimana sebelum EXPO berakhir kami mesti kembali ke desa. Jasa Lina tidak akan terlupakan oleh KAJARI!


Sampai pada pengumuman pemenang, tentunya KAJARI kembali GAGAL namun banyak hal positif dan pengalaman yang luar biasa terjadi selama ini, untuk aku sendiri bisa belajar memahami rekan bisnis, belajar kerjasama, mengatur waktu antara kuliah dan usaha, kemudian sadar bahwa diluaran sana ada yang sedang berjuang seperti KAJARI, semua hal diatas adalah hal baru yang tidak akan aku dapatkan jika hanya duduk dan bermimpi.

Waktu yang tepat untuk usaha mungkin bagiku adalah saat kuliah karena kita bisa saling mendukung mimpi masing-masing, seperti saat KAJARI membutuhkan seorang film maker, teman satu juruanku saat itu sedang mengeluti bidang tersebut mau membantu, begitu juga dengan desain, modeling, produser, editing dan banyak lagi. Semua itu tidak lepas dari bantuan teman satu angkatanku bahkan dari jurusan lain yang ikut berkontribusi membangun KAJARI.

Aku sangat berterimakasih dengan banyak dukungan dari sahabat, teman, rekan bisnis dan lainnya yang ikut membantu membangun KAJARI walaupun akhirnya KAJARI dinyatakan vakum karena kami sibuk skripsi dan sampai luluspun KAJARI masih vakum karena kami kembali ke kampung halaman masing-masing tapi aku yakin, suatu saat KAJARI akan hadir kembali dengan semangat baru.

***
Inilah video yang diikut sertakan dalam perlombaan IPOBCC 2015 : KAJARI X IPO Business Competititon 2014
Instagram : Kajariproject

Tidak ada komentar