Semenjak menetap di Montreal, Kanada banyak aktivitas yang sudah saya bagikan di berbagai akun media sosial. Tentu, lebih banyak kebahagiaan bila dilihat. Disini saya ingin menceritakan pengalaman bagaimana rasanya tinggal di luar negeri dari pandangan saya atau kejadiaan sebenarnya dibalik setiap postingan yang saya bagikan. Banyak cerita yang telah para blogger tuliskan mengenai pengalaman tinggalnya diluar negeri yang cukup menginspirasi saya dalam menulis kali ini.
Negara yang saya tinggali mungkin bukan sepopuler Australia, Amerika atau Jerman. Bagi sebagian orang mungkin familiar dengan nama Kanada, namun sebagiannya juga tidak mengetahui. Selain jarang adanya pemberitaan mengenai Kanada di Indonesia ataupun produk-produk bertuliskan made in Canada, wajar saja bila banyak yang kurang mengetahui secara pasti Kanada, termasuk saya.
Awal saya mengetahui negara Kanada karena salah satu berita Indonesia memuat laporan mengenai Justin Trudeau yang kini menjabat sebagai perdana menteri kanada. Dari laporan tersebut saya akhirnya mengetahui bahwa kanada terletak dibagian paling utara di Amerika Utara dengan bahasa resmi yaitu bahasa prancis dan inggris. Kanada menerima imigran dari berbagai negara termasuk dari pengungsi suriah sehingga bisa dikatakan Kanada memiliki ragam budaya dari berbagai negara. Sesampainya saya disini, kenyataan itu memang benar. Saya bertemu banyak orang dari berbagai negara yaitu India, Vietnam, Korea, China, Meksiko, Iran dan lainnya. Bisa dikatakan hal terbaik selama tinggal disini adalah saya bisa memiliki teman dari berbagai negara dan itu sangat menyenangkan. Selain keragaman budaya, makanan merupakan hal penting untuk dibahas.
Makanan khas Kanada adalah poutine yang merupakan gabungan dari kentang goreng, keju, kaldu dan aneka pilihan topping diatasnya. Gurih, asin dan manis bercampur menjadi satu dalam setiap kunyahan. Dari berbagai orang yang saya temui, hampir semuanya menyukai poutine. Saya sendiri menyukai cita rasa poutine namun setelah makan satu sampai dua kali saya bisa tidak memakannya kembali sampai 2 bulan atau lebih karena bisa dikatakan poutine memiliki rasa yang enak namun saya kurang menyukai teksturnya yang sedikit soggy. Selanjutnya, terdapat minuman yang cukup populer di Kanada yaitu sirup maple. Selain produk sirup terdapat produk lainnya yaitu mentega maple, permen maple dan krim maple. Rasanya hampir sama seperti gula merah namun tidak terlalu pekat dan berat sehingga pas untuk menemani sarapan bersama roti.
Place St-Henri Station, Montreal |
Marché Bonsecours, Montreal |
Dari segala pajak diatas, diskon sangat membantu disini. Diskon yang diberikan bukan sekedar 20 - 30% melainkan 50 - 70% termasuk barang-barang bermerk. Disetiap musim memiliki diskonnya, seperti boxing day, black friday dan lainnya. Selain itu, bila tidak ingin mengeluarkan sepeser uangpun akan ada moment dimana orang akan menggratiskan beragam perabotan saat mereka akan melakukan pindahan karena banyak dari mereka lebih memilih untuk membeli peralatan yang baru dibanding harus repot membawa barang tersebut. Biasanya dilakukan oleh para mahasiswa, bahkan kadang bisa ditemukan beragam perabotan diluar apartemen, dari lemari, sofa, spring bed, TV dan lainnya yang bisa diambil oleh siapapun. Banyak kejadiaan luar biasa yang terjadi, berbanding terbalik saat di Indonesia saat melihat handphone tergeletak akan hilang sekejap. Saat saya melihat TV 80 inch di depan salah satu apartemen tepat di samping kotak sampah, sungguh dari dalam hati yang paling kecil ingin membawanya namun saya tak sanggup. It's to heavy!
Sekembalinya, saya tidak lagi melihat TV tersebut. Beruntunglah orang yang mendapatkannya.
Kawasan Old Port, Montreal |
Nah, bagi yang mengalami shock culture, saya juga mengalaminya malah sampai saat ini. Dimana, saya belum terbiasa melihat bule bertebaran dan berbahasa inggris untuk memulai sebuah perbincangan. Saya harus melepas kebiasaan bicara ceplas-ceplos karena takut menyinggung privasinya serta mulai membiasakan diri untuk tidak terlalu memperhatikan keadaan sekitar terlebih untuk memberikan senyum. Kadang senyum saya hilang terbawa angin dan hilang ntah kemana (dicuekin), lebih banyak menggunakan earphone/headphones dimanapun merupakan pemandangan yang biasa ditemui. Jadi untuk berbicara dengan sembarang orang akan sulit ataupun bila ingin mengajak ngobrol biasanya saya menunggu orang tersebut untuk menyapa terlebih dahulu. Banyak hal yang saya terima disini bertabrakan dengan hal yang saya terima di Indonesia dan kadang membuat perasaan saya campur-aduk tapi suatu saat saya akan bisa mengatasinya ntah itu dalam waktu secepatnya atau butuh waktu lama.
Oh, Kanada!
jangan hilangkan senyum hanya karena dirimu tinggal di negeri orang, karena senyum dinegeri sendiri masih dihargai. hahahahahahahhahaahha (ketawa jahat)
BalasHapusHaha, kapan main sini ?!
Hapusbesoook:D
Hapus