Catatan Perjalanan : Saat Mahasiswa menjadi Pengusaha Muda - KAJARI ( Kacamata dan Jam Tangan Jati Diri)


Kemarin merupakan hari pendadaran salah satu sahabat saya di Universitas, sayangnya saya tidak bisa hadir. Kondisi ini membuat pikiran saya kembali mengenang perjalanan saat awal kuliah pada tahun 2012. Memori saya mengenai perjalanan kuliah seakan timbul ke permukaan, tugas besar, rapat dan segala hal mengenai perkuliahan seakan bermunculan namun satu hal yang cukup berkesan bagi saya diluar bidang akademis, yaitu bidang usaha.

Ini terjadi sekitar awal semester 3, saya memiliki sahabat yang bernama Gina (nama samaran). Setiap bertemu kami selalu melakukan obrolan seputaran bisnis dan yang paling diminati adalah bisnis kuliner dan kerajinan. Obrolan kami hanya sebatas istirahat setelah melakukan aktivitas kampus. Sampai suatu saat kami mengambil mata kuliah wirausaha dan semangat kami berdua menjadi terpacu untuk merealisasikan usaha kami.


Dari bola coklat, cireng, kerudung dan seblak, semua hal tersebut akhirnya direalisasikan oleh Gina dan dibalik itu saya hanya menjadi tim hore. Pada dasarnya, kuliner merupakan hal yang menyenangkan namun saya lebih menyukai bidang kerajinan. Sampailah suatu kabar dari universitas bahwa Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan memberikan pendanaan dalam berbagai bidang salah satunya kewirausahaan.


Disinilah perjalanan usaha kami dimulai, Kemenristekdikti serasa hadir untuk kami yang ingin menjadi pengusaha muda dengan budget terbatas. Mimpi kami yang bernama KAJARI (Kacamata dan Jam Tangan Jati Diri) yaitu mengubah limbah kayu menjadi jam tangan dan kacamata, dirasa cukup mampu lolos dalam pendanaan tersebut. Kami ingin adanya perubahan dalam pemanfaat limbah kayu sehingga ide ini muncul. Selain itu, ide ini juga didukung oleh latar pendidikan kami yaitu Teknik Lingkungan.


Nyatanya, kami GAGAL dalam pendanaan Kemenristekdikti 2014.
Kami hanya tertawa setelah mendengar pengumuman tersebut, saya masih ingat saat itu kami kembali bergurau bahwa kami bisa mewujudkan usaha tanpa bantuan pendanaan siapapun, pada dasarnya itu sekedar menghibur diri.

Desain lama KAJARI.
Penolakan membuat semangat kami terbakar dan memutuskan mencari cara untuk mewujudkan impian tersebut namun tetap saja semuanya terkendala oleh dana. Kami mahasiswa yang memiliki banyak kebutuhan dalam sandang dan pangan sehingga sulit untuk menabung, walaupun kami telah mencoba menabung namun jika yang dikirimpun pas untuk sekedar makan berapa banyak uang yang bisa kami tabung? Tidak banyak sehingga butuh waktu lama. Akhirnya, kami putuskan untuk meminjam uang dengan orang tua senilai 1 juta rupiah.


Padahal saat meminta pendanaan Kemenristekdikti, kami membutuhkan uang sekitar 11 juta dan saat ini kami hanya memiliki modal 1 juta. Kami tidak memikirkan dana yang kurang namun memikirkan bagaimana caranya agar 1 juta ini mampu mewujudkan usaha KAJARI. Setelah berkonsultasi dengan salah satu dosen yang merupakan pengusaha sekaligus pengajar, akhirnya kami dikenalkan dengan salah satu teman beliau, pak Rosi (nama samaran) yang merupakan pengrajin kayu.

Awalnya kami khawatir dengan keputusan untuk menemui pak Rosi dengan modal 1 juta, itu cukup sulit dibayangkan dengan permintaan kami yang cukup besar. Tentu, selama perjalanan kami seakan dihantui rasa khawatir namun sebelum mencoba tidak ada yang tahu hasilnya. Sampailah kami di galeri pak Rosi yang begitu banyak pengrajin disana, tampilan beliau yang khas, senyuman yang ramah membuat kami nyaman untuk bercerita. Obrolan panjang terjadi dan hasilnya beliau dengan baiknya mengulurkan tangan untuk mewujudkan impian tersebut.


Setelah terjalin kerjasama, kami menemui pak Wawan (nama samaran) salah satu rekan pak Rosi yang akan membantu kami dalam hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan KAJARI. Pertemuan ini berlangsung sekitar 2 bulan, kami meluangkan waktu setiap selesai kuliah untuk mengetahui kemajuan KAJARI. Sampai akhirnya, KAJARI lahir pada tanggal 22 Maret 2015. Dari sinilah kami mulai melakukan penjualan di berbagai sosial media maupun mulut ke mulut. Banyak jenis pelanggan yang kami temui, semuanya cukup memberikan pelajaran sehingga kami tahu bagaimana bersikap kepada pelanggan, mengenai pelayanan, peraturan dan segala hal yang kurang kami persiapkan diawal, perlahan kami mulai perbaiki. Kerjasama antara pak Rosi dan kami terus berlanjut selama 6 bulan, sampai kemudian kami memutuskan mempromosikan KAJARI dengan mengikuti perlombaan bisnis mahasiswa tingkat nasional yaitu IPO Business Capital Competition 2015 yang diselenggarakan pada bulan Agustus.
Teman angkatan yang berperan sebagai model KAJARI.
KAJARI dinyatakan lolos 15 besar kemudian dilanjutkan dengan registrasi ulang dan mengikuti tahap marketing challenge melalui sosial media. Selama kurang lebih 2 minggu kami membuat persiapan untuk marketing challenge dengan melakukan kerjasama dengan banyak rekan sekaligus teman dalam pembuatan video, iklan, pamflet dan segala hal yang dibutuhkan dalam perlombaan. Saya sangat bersyukur memiliki banyak teman yang mendukung kami dalam mengikuti perlombaan ini.


Selanjutnya, kami ke tahap presentasi namun menurut saya cara kami melakukan presentasi terkesan biasa dan sangat jauh dari kata bagus dibanding dari peserta lainnya yang begitu berkharisma dan energik memberikan penjelasan mengenai produk maupun jasa mereka. Keadaan tim kami pada saat itu cukup tidak mendukung dimana saya dan Gina sedang melaksanakan KKN namun berbeda desa dan rekan saya yang lainnya Lina (nama samaran) sudah selesai melaksanakan KKN sehingga kami tidak bisa melakukan persiapan dengan baik karena memiliki jadwal yang berbeda, bahkan bahan presentasi yang kami gunakan dibuat 1 hari sebelumnya. Terlebih lagi saya dan Gina tidak bisa sepenuhnya mengikuti perlombaan dan hampir setiap acara diwakilkan oleh Lina. Begitu juga saat  EXPO yang dilaksanakan di Lippo Plaza, Yogyakarta. Kembali, kami merepotkan Lina dimana sebelum EXPO berakhir kami mesti kembali ke desa. Terimakasih Lina atas jasamu!


Sampai pada pengumuman pemenang, tentunya KAJARI kembali GAGAL namun banyak hal positif dan pengalaman yang luar biasa terjadi selama ini, untuk saya sendiri bisa belajar memahami rekan bisnis, belajar kerjasama, mengatur waktu antara kuliah dan usaha, kemudian sadar bahwa diluaran sana ada yang sedang berjuang seperti KAJARI, semua hal diatas adalah hal baru yang tidak akan saya dapatkan jika hanya duduk dan bermimpi.

Waktu yang tepat untuk usaha mungkin bagi saya adalah saat kuliah karena kita bisa saling mendukung mimpi masing-masing, seperti saat KAJARI membutuhkan seorang film director, teman satu juruan saya saat itu sedang mengeluti bidang tersebut mau membantu, begitu juga dengan desain, modeling, produser, editing dan banyak lagi. Semua itu tidak lepas dari bantuan teman satu angkatan saya bahkan dari jurusan lain yang ikut berkontribusi membangun KAJARI.

Saya sangat berterimakasih dengan banyak dukungan dari sahabat, teman, rekan bisnis dan lainnya yang ikut membantu membangun KAJARI walaupun akhirnya KAJARI dinyatakan vakum pada tahun 2017 karena kami sibuk skripsi dan sampai luluspun KAJARI masih vakum karena kami kembali ke kampung halaman masing-masing tapi saya yakin, suatu saat KAJARI akan hadir kembali dengan semangat baru.

***
Inilah video yang diikut sertakan dalam perlombaan IPOBCC 2015 : KAJARI X IPO Business Competititon 2014
Instagram : Kajariproject


Tidak ada komentar