Sebuah Perjalanan: Bangkok, Thailand #3


Suara alarm baru saja berbunyi namun kami telah siap untuk pergi, terlebih setelah sarapan tentu semangat kami semakin berkobar untuk menaklukan tiga tempat wisata sekaligus, wat pho, wat phra dan wat arun. Sebelum berangkat menuju tempat wisata, kami terlebih dahulu menuju Chak Puang mosque menggunakan taksi online untuk menunaikan shalat jum'at.

Daerah Chak Puang mosque berada di sekitaran pasar Banglamphu sehingga kami berencana untuk mengitari pasar sebelum ke mesjid. Pasar Banglamphu bisa dikatakan cukup luas dengan berbagai jenis jualan dari pakaian, makanan ataupun aneka oleh-oleh. Di pasar Banglamphu, kami membeli jus buah serta aneka jajanan pasar lainnya yang cukup murah sekitar 5 sampai 25 Baht. Sekitaran masjid juga tersedia makanan halal, sehingga setelah melaksanakan shalat jum'at kami makan siang di salah rumah makan tenda yang tepat berada di samping masjid.



Setelah tenaga kembali terisi, kami bersiap menuju wat pho dengan jarak tempuh 2 KM dari Chak Puang mosque. Tiket masuk wat pho di patok 100 Baht/orang dengan fasilitas air mineral gratis. Selama mengitari wat pho saya begitu berkesan dengan ukiran, paduan warna dan tata bangunan di sana yang cukup rumit. Beberapa warna memang telah sedikit pudar namun tidak mengurangi keindahannya sama sekali.  

Selanjutnya kami memasuki area wat pho yang terkenal dengan patung buddha tidur, sebelum memasuki lokasi buddha tidur, kami mesti melepaskan alas kaki dengan meletakkannya pada kantong plastik yang telah tersedia di depan pintu masuk. Kondisi bangunan yang ada menyesuaikan dengan ukuran patung buddha tidur, saya cukup kaget saat memasuki lokasi. Kilauan emas, ornamen dinding, pintu bahkan jendela yang begitu besar semuanya begitu menakjubkan dan berkesan begitu mewah.




Perjalanan menyusuri patung buddha tidur berjalan santai karena para wisatawan mesti mengantri untuk mengabadikan foto, saat itu bagian kaki patung buddha tidur sedang dalam masa renovasi sehingga saya tidak bisa melihatnya secara keseluruhan.

Mengenai perjalanan ke wat phra atau grand palace kami tunda karena pakaian yang suami saya gunakan tidak cukup sopan untuk masuk kedalam walaupun sudah menggunakan sarung sebagai bawahan. Wisatawan yang datang sangat ramai namun penjagaan di Grand Palace pantang kendor. Kami disarankan menuju salah satu ruangan untuk membeli pakaian atau celana yang telah disediakan pihak Grand Palace bagi wisatawan seperti kami. Beberapa wisatawan yang bernasib sama seperti kami cukup sibuk memilih ukuran atau sekedar menanyakan harga dan pergi, setelah dipikirkan lagi akhirnya kami putuskan untuk kembali keesokan hari dengan pakaian yang lebih sopan.


Kami putuskan melanjutkan perjalanan menuju wat arun. Satu hal yang paling saya tunggu adalah menaiki kapal menuju wat arun. Tentu, memang tidak sejauh Bangka ke Belitung yang perlu memakan waktu 4-5 jam perjalanan, menuju wat arun hanya memakan waktu sekitar 15 menit dengan harga tiket 3 Baht satu kali keberangkatan. Wat arun terlihat begitu indah dari kejauhan, terlebih saat itu matahari sore menyinari kuil tersebut.


Setelah kapal merapat, kami menuju loket tiket wat arun dan membayar tiket seharga 50 Baht/orang. Warna putih menjadi dasar setiap bangunan di wat arun, sentuhan warna hijau dan orange serta ornamen bunga menjadikan wat arun terkesan cukup berbeda dari kuil biasanya. Kami menghabiskan sekitar 1 jam untuk mengelilingi wat arun. Hal yang memacu adrenalin kembali terjadi saat menaiki dan menuruni tangga kuil wat arun yang cukup curam namun saya rasa selama berhati-hati semuanya akan aman terkendali.


Ada beberapa tempat yang tidak kami temui jalurnya namun kami bisa lihat bangunannya, sehingga kami cukup banyak berputar-putar dan akhirnya menyerah. Mungkin kami tidak ditakdirkan kesana dan kami beralih menuju kuil lainnya.  Perjalanan wat arun kami tutup dengan mencari jalan tikus agar tembus langsung ke pasar tradisional disamping wat arun. Kami harus melewati sekolah dan akhirnya sampai menuju lokasi yang dituju. Secara keseluruhan jualan yang dijajakan hampir sama dengan pasar yang ada di tempat wisata lainnya, sehingga kami putuskan untuk kembali tanpa membeli apapun.


Ada hikmahnya kami ditolak masuk ke Grand Palace, bisa dikatakan jika kami masuk ketempat wisata Grand Palace sebelum ke wat arun, kami tidak akan menikmati perjalanan dengan sesantai ini. Akhir perjalanan kami tutup dengan membeli Jus durian, segar dan pekat dengan kisaran harga 50 Baht. Wisata Bangkok akan kami akhiri dengan berwisata ke Grand Palace keesokan harinya, tentu dengan pakaian sopan agar tidak ada penolakan lagi.


Tidak ada komentar