Orang tua vs Seniman : Apakah karya yang berdampak NEGATIF masih bisa disebut sebuah karya ?

Photo by Annie Spratt on Unsplash
Beberapa hari ini sebuah lagu yang bernada kasar terngiang dipikiran dan tanpa aku sadari sudah hapal di luar kepala. Entah cuma perasaan aja, setiap hal yang aku anggap hanya angin lalu pasti lebih mudah diingat. Salah satunya yang saat ini terjadi.

Gak sengaja baca,  pada salah satu media sosial ada akun yang sedang menyuarakan tentang dampak lagu ini terhadap perilaku anak. Komentar dari para orang tua bahkan yang masih singelpun memenuhi feed tersebut. Intinya mereka mendukung bahwa lagu harus ditarik dari pasaran. Jika benar mereka menginginkan hal tersebut terjadi, jelas mereka membatasi kreativitas seseorang dalam berkarya. 

Pertanyaannya, apakah karya yang berdampak negatif masih bisa disebut sebuah karya ?

Aku sendiri masih menganggap itu MASIH sebuah karya. Anggap aja nih, anak kita menunjukan hasil karyanya yang terlihat jelek apa kita langsung mengatakan bahwa karyanya jelek ? Pasti gak dong, mesti kita berpikir gimana caranya nyemangatin supaya anak ini bisa bikin karya jadi lebih bagus lagi, kita puji dulu usahanya kemudian kita arahin kan.

Pasti kamu kepikiran, kan dia udah dewasa harusnya udah tau dong mana baik dan buruk. Kenapa kita harus samain dia dengan seorang anak ? Gini aja deh, siapa sih yang suka kalo karyanya dibilang jelek? Sebenarnya gpp bilang jelek, tapi PERHATIKAN ETIKA MEMBERIKAN KRITIK DAN SARAN please... Semua manusia punya hati, batu aja bisa terbelah kalo ketetesan air terus menerus apalagi hati manusia. Sayangnya hal yang paling mudah keluar bukanlah air tapi batu juga, maka terjadilah benturan yang sangat keras karena tidak ada yang mengambil peran sebagai air.

Disatu sisi, aku sebagai orang tua SANGAT tau bahwa ini hanya satu dari banyak hal yang mempengaruhi perilaku anak tapi untuk membatasi kreativitas seseorang akupun kurang setuju. Mungkin jalan terbaik adalah memberikan pengertian kepada anak dan itu merupakan PR besar yang aku sendiri juga gak tau mampu atau gak (sedih ih..)

Ketika keduanya mempertahankan pendapatnya, apa dong solusinya ? Jalani aja. Menurutku keduanya saling memiliki peran.

Memang sebagai orang tua merupakan tanggung jawab kami untuk mendidik anak tapi bantulah kami untuk mendidik mereka dengan karya yang akan kalian buat.

Mari kita perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Tidak ada komentar